Minggu, 08 Maret 2015

Kegiatan Wonosobo Sekolah di SMP 2 Kaliwiro


Tim Wonosobo Sekolah kembali mengadakan acara sosialisasi pentingnya pendidikan yang tinggi bagi siswa siswi SMP. Kali ini tim yang beranggotakan Ir. Agus Subagyo, M.Si (Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan) sebagai koordinator, Dwi Saraswati, S. STP, M. Si (Alumni IPDN), Lutfi Lenyanti, S. Si, M. Sc (Alumni UGM) dan Unik Dian Cahyawati (Unnes) mengadakan sosialisasi tersebut di SMP 2 Kaliwiro.

Acara yang dimulai sekitar pukul 09.30 itu diawali oleh sambutan Kepala Sekolah SMP 2 Kaliwiro, selanjutnya diisi dengan materi pengalaman serta motivasi dari Ir. Agus Subagyo, M.Si. Para siswa kelas IX terlihat antusias ketika mendengar motivasi dari Bapak Agus, terutama karena penyampaian materi dilakukan secara akrab pada para siswa, pembicara tidak segan untuk merangkul siswa maupun bertanya tentang pengalaman mereka.



Sesi kedua diisi oleh Ibu Saras dan Ibu Lutfi, materi yang diberikan adalah mengenai motivasi belajar. Di sela-sela acara, pembicara juga mengajak para siswa untuk berkenalan maupun berbagi pengalaman di depan teman-temannya. Peserta yang berani maju tersebut mendapat hadiah sebagai penyemangat agar peserta lain juga berani untuk mengungkapkan pendapatnya.

Para siswa diajak untuk melihat video motivasi, selain itu pembicara mengadakan permainan kecil di mana mereka diharuskan untuk berbagi pengalaman menarik maupun cita-cita dengan teman sebelahnya. Setelah bercerita dengan teman sebelahnya, beberapa siswa maju untuk berbagi dengan seluruh peserta. Ada siswa perempuan yang menceritakan cita-cita dan pengalamnnya ketika harus berjuang agar tetap berprestasi meskipun keluarganya mengalami berbagai keterbatasan hingga meneteskan air mata, siswa-siswa lain juga ikut menangis ketika mendengar cerita dari temannya itu.


Sesi terakhir adalah materi cara belajar efektif yang disampaikan oleh Unik Dian. Ada cara-cara belajar yang bisa diterapkan oleh para siswa terutama untuk siswa kelas IX yang sebentar lagi akan mengahadapi Ujian Nasional. Siswa dikenalkan perbedaan antara “study hard” dan “study smart”, waktu-waktu yang efektif untuk belajar, dan bagaimana agar belajar terasa mudah dan menyenangkan.

Namun sangat disayangkan, kebanyakan peserta yang aktif dan fokus mengikuti acara adalah siswa perempuan, sedangkan siswa laki-laki yang duduk di bangku belakang terlihat tidak fokus karena mengobrol dengan teman. Meskipun begitu, siswa laki-laki yang mengikuti kegiatan dengan aktif juga masih banyak. Mungkin di lain waktu baik tempat duduk maupun ruangan bisa diatur agar semua peserta bisa fokus dalam mengikuti acara.

Kegiatan di SMP 2 Kaliwiro ini berakhir pada pukul 12.00 setelah sesi tanya jawab berakhir. Meskipun tidak banyak siswa yang mengajukan pertanyaan, namun beberapa siswa yang bertanya terlihat sudah cukup mewakili pertanyaan teman-temannya.
(Unik Dian Cahyawati)


Senin, 02 Maret 2015

Motivasi Sekolah di SMP Muhammadiyah 6 Tieng Kejajar


Tieng Kejajar, Sabtu, 28/2/15
Pagi itu cuacanya cukup cerah dan suasana ceria terlihat di Wilayah Dieng dan sekitarnya. Sekitar pukul 09.00 WIB Tim Wonosobo sekolah sampai di SMP Muhammadiyah 6 Tieng Kejajar. Tim dipimpin oleh Supriyadi, Camat Kejajar dengan didampingi anggota yaitu Sekretaris Kecamatan Sukoharjo, Joko Widodo serta Mahasiswa UIN Yogyakarta, Fajar yang nota bene asli warga Serangsari, Kejajar.

Tim diterima dengan hangat oleh Kepala Sekolah, Zaid. Dalam awal sambutannya didepan dewan guru dan 249 murid kelas 7, 8 dan 9 ia menyampaikan bahwa, murid-murid SMP Muhammadiyah berasal dari wilayah Kecamatan Kejajar. Ia juga mengucapkan terima kasih atas kepedulian lebih untuk membantu meningkatkan pendidikan terutama di lingkungan sekolahnya. Untuk siswa kelas 9 sebentar lagi akan menyelesaikan kegiatan belajar-mengajar dan berharap semua dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, walaupun dengan berbagai kendala yang ada terutama beban berat orang tua untuk memberikan saku harian kepada anaknya yang sekolah.



Camat Kejajar, Supriyadi mengaku senang sebagai Tim Volunteer atau Relawan diluar Tupoksi sebagai motivator kepada para siswa agar melanjutkan sekolah ke tingkat SMA atau SMK. Lebih lanjut ia mengakui bahwa minat melanjutkan sekolah dari SMP ke SMA tingkat Kabupaten Wonosobo baru mencapai 54 %. Atas keprihatianan ini ia mengajak agar semangat melanjutkan sekolah, serta mengharapkan untuk menunda usia perkawinan minimal setelah SMA. Karena banyak kasus yang terjadi pada usia pernikahan dini, karena belum dipersiapan dengan baik dan matang.



Lain lagi Mahasiswa UIN Yogyakarta, fajar. Walaupun ia pada hari tersebut masuk kuliah, namun demi rasa cintanya kepada adik-adik pelajar sesama warga Kecamatan Kejajar ia rela ijin untuk ikut memberikan motivasi. Kesempatan itu ia ungkapkan setiap saat bahwa ia memiliki sejarah berat untuk bisa melanjutkan sekolah sampai bangku kuliah. Mulai dari lemahnya semangat dan dorongan orang tua terutama beban biaya hidup di universitas. Namun dengan semangat yang tinggi dan atas pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, ia dapatkan kemudahan untuk melaluinya dengan dorongan cita-cita dan mimpi yang ia sandarkan. Pesan yang amat kuat ia sampaikan agar sebagai pelajar memegang teguh kejujuran dalam sikap termasuk tidak mau mencontek dalam keadaan apapun. Dan sikap inilah yang mengantarkan banyak keberhasilan hingga ia meraihnya saat ini.

Terakhir dari ujung hulu sungai serayu, Sekretaris Kecamatan Sukoharjo, Joko Widodo. Ia menyampaikan kepada para pelajar, harus mempunyai ruh pembelajaran bahwa belajar itu merupakan kewajiban dan mendapatkan pahala. Keberhasilan belajar ditentukan oleh 3 faktor eksternal yaitu  negara, orang tua dan masyarakat. Selain faktor internal yakni diri sendiri harus didorong dengan kuat untuk mencapai kemajuan. Selain itu diberikan strategi belajar dengan efektif ialah manajemen waktu dengan baik, belajar laksana mata pisau. Semakin sering diasah maka akan tajam dan bukan dengan sistem kebut semalam. 

Dan tidak kalah penting adalah kepatuhan kepada orang tua sebagai bekal langkah mendapatkan kesuksesan di jenjang berikutnya. Alhasil kesemuanya usaha hanya berharap dan pasrah kepada Allah SWT, Zat yang maha mengatur. Untuk menutup sesi tersebut ia mengajak merenung bahwa beratnya godaan dan gangguan untuk belajar sebanding dengan kemuliaan yang akan didapatkan. Darii 41 siswa kelas 9 mereka semua berjanji dan bertekad untuk melanjutkan sekolah ke SMA / MA / SMK.

Semoga berhasil dan sukses. Amin. ( Kontributor / Joko W ).

Sabtu, 28 Februari 2015

Semangat Menggapai Mimpi Siswa SMP Kristen Bendungan


Selomerto, 28 Februari 2015


Di penghujung bulan Februari ini, Tim Wonosobo Sekolah kembali mendatangi sekolah-sekolah untuk bertemu siswa-siswi kelas IX (sembilan) yang sebentar lagi mengikuti Ujian Nasional dan merampungkan studinya di jenjang SLTP. Dari 23 (dua puluh tiga) sekolah yang didatangi, salah satunya adalah ke SMP Kristen Bendungan Selomerto. Berjarak kira-kira empat puluh lima menit dari kota Wonosobo melewati jalan Selomerto – Semayu, tim Sobolah yang terdiri dari tiga orang yaitu Puji Sulistyadi, S.Pd, S.Kom, M.M. (Dinas Dikpora Kabupaten Wonosobo) , Turniasih S.Sos (Humas Setda Wonosobo) , dan Wening Tyas Suminar (UNY) disambut dengan hangat oleh Suwardi, S.Pd Kepala Sekolah SMP Kristen Bendungan Selomerto dan para pengajar lainnya.
Acara dimulai pukul 10.00 WIB di ruang laboratorium IPA SMP Kristen Bendungan Selomerto diikuti oleh 25 (dua puluh lima) siswa dari kelas IX (sembilan) dengan sambutan dari Kepala Sekolah tentang penjelasan maksud dan kedatangan Tim Sobolah ke sekolah mereka. Untuk tahun kemarin, dari satu kelas, hanya ada 3 siswa yang belum bisa melanjutkan ke jenjang SLTA.

Puji Sulistyadi, S.Pd, S.Kom, MM  dari Tim Sobolah memulai dengan bercerita bagaimana perjuangan dan semangat beliau ingin belajar hingga sekolah lebih dari satu sekolah. Dan juga memberikan motivasi kepada siswa bahwa jika hanya terkendala masalah biaya maka itu bukan masalah. Karena sekarang sudah ada BOS, BSM, dan beasiswa siswa berprestasi.
Dilanjutkan oleh Turniasih, S.Sos yang juga menyampaikan perjuangannya sebagai seorang “anak desa” yang sekarang bisa menggapai cita-citanya. Beliau bercerita bagaimana perjuangannya bersekolah dari rumah dan sekolah dengan jarak yang jauh, dan semangatnya yang menggebu ingin sekolah walaupun kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan, namun dengan orang tua yang mendukung dan mensupport penuh, akhirnya beliau bisa melanjutkan sekolah impian.
Selain bercerita tentang perjalanan hidupnya, Asih juga memberikan motivasi berupa cerita-cerita menginspirasi sehingga anak-anak semakin tergerak dan antusias. Disampaikan pula, bahwa selain berusaha yaitu belajar dengan maksimal, kita harus taat kepada orang tua dan Tuhan.
Asih sedang memberikan motivasi

 “ Patuh dan terbuka terhadap orang tua, mendekatkan diri kepada Tuhan adalah salah satu cara agar kita bisa berhasil dan sukses. Jauhi rokok, miras, pergaulan bebas, pernikahan dini apalagi narkoba. Itu tandanya siswa yang cerdas”, tandasnya.
Suasana semakin hidup ketika tim Sobolah Wening Tyas Suminar memberikan sebuah yel-yel sebagai penyemangat mereka. “Tepuk sukses” berhasil membuat para siswa meneriakkan kata-kata kunci seperti : Belajar, Pintar, Lulus, Sekolah Tinggi, Cita-cita, dan Sukses dengan lantang. Setelah itu, mereka juga diminta untuk menuliskan mimpi di selembar kertas yang kemudian dibacakan Wening dan diamini oleh seluruh peserta. Ada yang bercita-cita sebagai dokter, penulis, perawat, tentara, dan polisi. Bahkan, ada seorang murid bernama Ayu Panca yang mempunyai kekurangan fisik di bagian tangan,  ingin menjadi pelukis karena dia ingin membuktikan bahwa dia pasti bisa. Selanjutnya, kertas mimpi diberikan kepada Kepala Sekolah yang akan ditempel di dinding kelas agar mereka selalu ingat dan termotivasi untuk mengejar mimpinya.
Anak-anak menulis mimpi di kertas mimpi

Acara selanjutnya adalah sesi tanya jawab yang ditujukan kepada para motivator. Pertanyaan bersifat teknis seperti bagaimana jika ingin menjadi dokter, harus mengambil sekolah apa saja. Persyaratan yang dibutuhkan untuk masuk SMA/SMK, masa waktu sekolah keperawatan dan kepolisian, perbedaan SMA dan SMK,peluang kerja jika sekolah di SMA dan SMK, dimana saja sekolah perkapalan, apa saja pelajaran yang ada di SMA/SMK, konsep sekolah akselerasi dan hingga pertanyaan bagaimana meyakinkan diri sendiri dan orangtua jika ingin melanjutkan sekolah.
Setelah semua pertanyaan terjawab tuntas, acara diakhiri pukul 12.30 WIB dengan memberikan kesimpulan oleh Kepala Sekolah. Beliau menegaskan bahwa tidak boleh ada alasan apapun untuk tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SLTA dan sekolah siap memberikan informasi terbuka apapun jika masih ada yang bingung tentang kelanjutan sekolah. Sebelum acara ditutup, semua peserta, tim Sobolah dan Kepala Sekolah bersama-sama melakukan “Tepuk Sukses” dan berfoto bersama.
Sukses!


(Wening Tyas Suminar)




Sabtu, 14 Februari 2015

Semangat SMP 3 Negeri Leksono untuk Berani Bermimpi Besar



Disambut udara dingin pagi hari khas Wonosobo, tim #sobolah tiba di SMP N 3 Leksono pukul 08.30 WIB. Tim #sobolah SMP 3 N Leksono terdiri dari Bapak Budi Pranoto, S.Sos adalah perwakilan dari pemerintah Kecamatan Selomerto,  perwakilan KAGAMA, Ibu drg.Sutjiati yang merupakan seorang dokter gigi di puskesmas kecamatan Leksono, dan ada juga perwakilan dari Mahasiswa UGM. Antusiasme untuk acara #sobolah terlihat dari siswa siswi yang sudah menempatkan diri pada ruang tempat acara berlangsung sejak pukul 08.00, meskipun acara baru dimulai pada pukul 09.00.

Bapak Supriyadi, selaku wakil dari kepala sekolah, membuka acara Wonosobo Sekolah pagi itu dengan memberikan sambutan serta memaparkan fenomena masih tingginya siswa SMP di Wonosono yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA/SMK.
Pada sesi pertama, diisi oleh Kunti Robi’atul Mahmudah, mahasiswi pascasarjana Matematika UGM. Dalam sesi ini, ia berbagi pengalaman dan semangat bagaimana ia dapat melanjutkan pendidikan hingga tingkat S2 dengan beasiswa. Diawali dengan mimpinya saat masih duduk di bangku SMA, bahwa suatu saat ia akan melanjutkan pendidikan ke tingkat S2 kemudian menjadi seorang Dosen/ peneliti, serta beberapa kendala seperti masalah ekonomi saat akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, hingga akhirnya dapat lulus dari jenjang sarjana dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pascasarjana. 

Menurutnya, salah satu cara untuk mencapai kesuksesan adalah tentang bagaimana kita ‘memandang’ diri kita. Jika kita memandang diri kita sebagai orang yang cukup dengan prestasi biasa-biasa saja maka itulah diri kita. Jika kita memandang diri kita sebagai orang yang tidak memiliki kelebihan, maka itu pulalah diri kita. Akan tetapi jika kita memandang diri kita sebagai pribadi yang unik, penuh prestasi, dan memiliki mimpi-mimpi besar, maka seperti itulah diri kita. Siapa pun diri kita saat ini, itu tidak terlalu penting. Yang penting adalah siapa diri kita 1 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun yang akan datang. Hiduplah dengan ‘mimpi’ yang besar, bangunlah dan mulai menyusun langkah-langkah. Yakinlah bahwa kita dapat meraih mimpi kita itu, meskipun saat ini terlihat mustahil. Ia berusaha menularkan keyakinan pada siswa siswi untuk tidak takut bermimpi besar. Mereka harus yakin pada mimpi itu, bahwa ia akan menjadi nyata suatu saat nanti, dengan kerja keras, doa, perencanaan yang baik, dan action.

Sesi selanjutnya diisi oleh bapak Budi Pranoto, beliau menyampaikan materi tentang manajemen waktu agar dapat mencapai kesuksesan, merubah mental agar tetap survive di era globalisasi, yaitu kita harus menghindari mental jelek seperti mental kuli, sok pegawai, guru galak, dan koruptor, dan menggantinya dengan mental pemenang yaitu tidak malas, disiplin, dan dapat survive dalam berbagai keadaan. Beliau juga memaparkan materi tentang self-management, yaitu bagaimana kita harus mengendalikan diri sendiri agar mampu melewati segala pengaruh buruk dari lingkungan dan membawa diri sampai pada kesuksesan yaitu sebagai berikut: 


  • Tentukan tujuan dan menentukan perilaku yang akan diubah. 
  • Mulailah memonitor prilaku diri anda sendiri . 
  • Merancang kontinjensi yang akan bersaing dengan kontinjensi alam. 
  • Go public dengan komitmen Anda untuk mengubah perilaku Anda. 
  • Dapatkan mitra manajemen diri. 
  • Terus mengevaliasi program manajemen anda dan mendesain ulang seperlunya. 


Selain itu, beliau juga berpesan kepada para siswa agar dapat memanfaatkan teknologi seperti internet dengan benar. Hal tersebut berdasarkan keprihatinan beliau karena banyak anak muda saat ini yang salah dalam menggunakan internet seperti membuka situs pernografi, kurang hati-hati dalam menggunakan social media sehingga banyak kasus penipuan atau penculikan remaja yang berawal dari social media. Sebelum beliau mengakhiri materi, beliau meminta beberapa siswa untuk maju ke depan dan menanyakan sekolah impian mereka setelah lulus SMP, dan apakah mereka sudah memiliki informasi yang cukup tentang sekolah tersebut, terkait tanggal, biaya, dan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat masuk ke sekolah tersebut.

Pada sesi terakhir, Ibu drg. Sutjiati menyampaikan pesan agar siswa siswi harus mampu membentengi diri dari perilaku negative yang sering menjangkiti remaja saat ini. Banyak perilaku-perilaku kurang baik dari remaja yang menjadi penghalang mereka dari keberhasilan meraih cita-cita mereka. Seperti bolos sekolah, merokok, tawuran, dan lebih parah lagi sampai menjadi pecandu narkoba.  

Sebelum acara berakhir, pemateri menampilkan beberapa profil pemuda Wonosobo yang telah sukses di luar negeri, seperti Tyovan Ari Widagdo, dan Professor Agus Pulung. Tyovan merupakan pemuda asli wonosobo yang sempat mewakili Indonesia kompetisi IT di Singapura dan mendapatkan juara 1 se-Asia, pada 2013 menjadi Country Manager pada Dolphin browser sehingga menempatkan dia menjadi Country Manager termuda di dunia sehingga sempat disebut oleh majalah terkenal Jerman sebagai “anak ajaib” dari Asia. Selain itu juga ada Prof. Agus Pulung S. yang kini menjadi Professor termuda pada Jurusan Teknik Pertambangan dan Material, McGill University, USA. McGill University merupakan salah satu perguruan tinggi ternama di Kanada yang menduduki peringkat ke-21 dalam daftar perguruan tinggi terbaik dunia. 

Siswa-siswi sangat antusias dan kagum, bahwa ternyata pemuda Wonosobo mampu meraih prestasi yang sangat membanggakan, bukan hanya di tingkat Wonosobo atau provinsi, bahkan sampai ke tingkat internasional. Profil kedua pemuda tersebut diharapkan dapat membangkitkan semangat para siswa untuk meneladani pemuda-pemuda tersebut dalam hal kegigihan dan semangat, terus belajar, dan percaya bahwa tidak ada yang mustahil, selama kita berdoa dan bekerja keras untuk meraih mimpi kita.

Siswa-siswi bertekad untuk terus melanjutkan sekolah dan menggapai mimpi mereka suatu hari nanti. Dan acara pun diakhiri dengan kesepakatan bahwa mereka akan menuliskan mimpi-mimpi mereka pada selembar kertas dan menempelkannya pada tempat yang selalu dapat mereka lihat agar mereka selalu ingat akan mimpinya, serta menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapainya yang selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh guru Bimbingan Kounseling.

“Jadi, apakah kalian siap untuk menjadi pemuda Wonosobo yang sukses?” 
“SIAAPPP!!” jawab siswa siswi dengan penuh semangat. 

*Kunti Robi'atul Mahmudah

Senin, 09 Februari 2015

Siswa SMP 3 Kaliwiro Antusias Menyambut Sobolah


Kaliwiro, 31 Januari 2015

Kegiatan Wonosobo Sekolah yang digawangi oleh alumni Universitas Gadjah Mada dan alumni IPDN salah satunya diadakan di SMP 3 Kaliwiro. Pembicara di SMP 3 Kaliwiro adalah Dwi Saraswati (alumni IPDN), Eko (alumni IPDN), dan Unik Dian (mahasiswa Unnes). Karena pembicara tiba di SMP 3 Kaliwiro pukul 08.30, acara bisa dimulai pukul 09.00 sesuai seperti rencana awal. Sebelum acara dimulai, ketiga pembicara berbincang-bincang dengan kepala sekolah dan beberapa guru.

Selanjutnya, karena persiapan yang kurang, ketiga pembicara melakukan koordinasi di ruangan yang di dalamnya sudah terdapat siswa siswi kelas 9. Acara diadakan di sebuah ruangan yang terlihat seperti bekas laboratorium namun diubah menjadi aula kecil. Karena tempatnya yang kurang luas, para peserta yang terdiri kurang lebih sembilan puluh siswa duduk lesehan di atas karpet yang tertata rapi. Beberapa guru juga mengikuti acara dengan duduk di belakang barisan bersama siswa lain.

Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMP 3 Kaliwiro, kemudian dilanjutkan dengan perkenalan oleh Dwi Saraswati, perkenalan meliputi pengenalan kegiatan dan perkenalan masing-masing pembicara. Materi pertama yang disampaikan setelah perkenalan adalah tentang cara belajar efektif yang disampaikan oleh Unik Dian, materi tersebut berisi bagaimana cara menumbuhkan semangat belajar dan cara-cara agar kegiatan belajar bisa seefektif mungkin.

Dilanjutkan dengan materi motivasi oleh Dwi Saraswati yang memotivasi siswa untuk meraih cita-cita dan penayangan video-video motivasi. Materi akhir adalah berbagi pengalaman yang disampaikan oleh Eko. Selama acara dilaksanakan, peserta terlihat antusias. Dengan banyaknya anak yang bertanya dan berani untuk berpendapat di hadapan teman-temannya, membuktikan bahwa para peserta menyambut baik acara ini.

Untuk menarik minat para peserta, ketiga pembicara juga memberikan doorprize yang diberikan sepanjang acara berupa coklat dan minuman kemasan. Sesi berbagi cerita dari Eko juga menarik perhatian karena para peserta tertarik dengan pengalaman pembicara ketika berada di luar negeri.

Di akhir acara, banyak peserta yang bertanya mengenai bagaimana cara memilih jurusan yang tepat baik ketika berada di bangku SMA maupun ketika kuliah. Banyak siswa yang ternyata belum mengerti perbedaan antara pendidikan di SMA dan SMK, banyak juga yang masih bingung mengenai sistem untuk masuk ke bangku perkuliahan seperti bagaimana caranya jika ingin menjadi polisi, pramugari, maupun bagaimana caranya untuk masuk jurusan seni tari.

Materi mengenai seluk beluk beasiswa tidak disampaikan secara rinci karena persiapan yang kurang dan keterbatasan waktu. Meski begitu, sedikit beasiswa di perkuliahan telah disampaikan oleh Unik Dian saat materi cara belajar efektif maupun ketika menjawab pertanyaan dari siswa. Di akhir acara, kepala sekolah menyampaikan simpulan dan penutup.


Acara yang tadinya direncanakan berakhir pada pukul 11.00 mundur dan berakhir pada pukul 11.30 karena banyaknya pertanyaan dari siswa yang harus dijawab. Kegiatan ini ditutup dengan acara foto bersama para siswa dan para guru. Antusias siswa masih terlihat hingga akhir kegiatan. (Unik Dian Cahyawati)

Selasa, 03 Februari 2015

Mimpi Besar Siswa SMP 1 Sapuran


Sapuran, Sabtu, 31 Januari 2015. Hari itu akan menjadi saksi akan mimpi-mimpi besar siswa  SMP 1 Sapuran yang ditulis pada secarik kertas mimpi masing-masing. Ya, bertepatan pada hari itu pula, kami, Tim Wonosobo Sekolah  bersilaturahmi ke SMP 1 Sapuran untuk berbagi semangat berpendidikan lebih tinggi dan semangat untuk menjadi orang yang sukses berprestasi. Pada kesempatan tersebut, 3 pemateri yang terdiri dari Drs. Tono Prihatono (Camat Sapuran), Fahmi Hidayat, S.I.P., M.P.P. (Pemkab Wonosobo, KAGAMA) dan Laeli Muntafiah (Mahasiswa S1 Farmasi UGM) bergantian berbagi pengalaman dan semangat kepada sejumlah  204 siswa kelas 9.

Kedatangan Tim Wonosobo Sekolah disambut dengan hangat oleh pihak sekolah, yang diwakili oleh Bapak Kepala Sekolah, Drs. Wachid Asrori dan para guru. Salah satu hal yang cukup mengena bagi tim yakni sambutan pihak sekolah dengan backdrop kegiatan yang bertuliskan “Lulus Berprestasi, Lanjutkan ke Sekolah yang Lebih Tinggi”.

Menurut informasi dari Bapak Kepala Sekolah, tingkat melanjutkan pendidikan di SMP 1 Kertek cukup tinggi, yakni mencapai 88% dari jumlah siswa kelas 9. Pukul 09:30 acara dimulai dan dibuka dengan sambutan Bapak Kepala Sekolah. Pihak sekolah menyatakan harapannya bahwa semoga dengan acara ini dapat lebih menyemangati siswa dalam belajar dan melanjutkan pendidikan.

Sesi pertama dibawakan oleh Pak Camat Sapuran, Drs. Tono Prihantono yang berbagi tentang masa sekolahnya dahulu dan tentang pergaulan anak muda zaman sekarang yang semakin mengancam moralitas bangsa Indonesia. Beliau memaparkan bahwa jangan sampai siswa dikuasai oleh teknologi dan diselimuti rasa gengsi dalam pergaulan, juga jangan sampai siswa tergiur dengan kenikmatan sesaat yang mengancam masa depannya. Selain itu juga beliau menyampaikan tentang harapan terhadap siswa untuk memiliki cita-cita yang tinggi, yang mulia. Salah satu kutipan menarik dari yang disampaikan adalah “Menjadi apa kita nanti, juga ditentukan bagaimana kita sekarang”.

Sesi kedua dilanjutkan oleh Pemkab Wonosobo, Pak Fahmi Hidayat, S.I.P., M.P.P. yang juga pernah mengenyam pendidikan di Negara Sakura. Tidak berbeda dengan Pak Camat, beliau juga menyampaikan tentang masa mudanya ketika di bangku sekolah. “Semua orang boleh bermimpi menjadi apapun. Segala profesi itu baik, tinggal disesuaikan saja dengan minat dan bakat masing-masing”. Ada 3 hal yang disampaikan Pak fahmi yang dianggap sebagai “mantera” sukses :
-          Language inspire action
-          Words create world
-          Images inspire reality

Beberapa hal tersebut kemudian diikuti dengan penjelasan tentang perlunya seseorang memiiki “Dream Board” yang mana berisi gambar-gambar yang mampu menggerakkan diri dalam berkarya dan bergerak menjadi lebih baik. Kemudian dilanjutkan dengan praktik siswa untuk menggambarkan dirinya dalam 10 tahun ke depan. Siswa Neindi menggambarkan dirinya akan menjadi ustadzah dan aktivis sosial di lingkungannya. Siswa Prima menggambarkan dirinya akan menjadi Analis Kimia. Ada pula yang menggambarkan dirinya akan menikah dengan keadaan yang sukses, yakni siswa Gilang.  

Sesi ketiga dibawakan oleh Laeli Muntafiah, Mahasiswa Farmasi UGM semester 6. Ia menyampaikan tentang perjalanan pendidikannya dengan prestasi-prestasi yang mengiringi. Disebutkan bahwa semua itu tidak terlepas kepercayaannya pada keajaiban mimpi yang selama ini diukir. Melalui kesempatan inilah ia mencoba menularkan kebiasaan baiknya untuk menuliskan mimpi di atas kertas dan ditempel di tempat yang menurut diri strategis. Melalui tulisan inilah akan selalu menyemangati hari-hari untuk meraih mimpi itu dan yang akan membangkitkan semangat ketika jatuh. Karena jika tidak dituangkan dalam tulisan, mimpi-mimpi itu akan hilang ditelan masa, selayaknya sifat lupa yang menempel pada manusia.

Ada sesi dimana siswa diminta untuk memejamkan mata dan merenungkan 5 hal besar yang ingin dicapai baik 1,5,10,dan sekian tahun ke depan untuk kemudian ditulis dalam secarik kertas mimpi. Kemudian kertas mimpi tersebut ditukarkan dengan teman sebelahnya untuk ditandatangani sebagai bukti saksi mimpinya. Terdapat 2 buku mimpi yang diberikan sebagai kenang-kenangan kepada 2 siswa yang berani menyampaikan mimpi-mimpi besarnya di hadapan semuanya yang kemudian diamini oleh semua orang di ruangan tersebut.

Selain itu juga ia menceritakan kisah sekolahnya yang mulanya agak pupus harapan untuk melanjutkan karena kendala ekonomi keluarga. Impiannya tercapai untuk melanjutkan pendidikan hingga sekarang di bangku kuliah, karena sebenarnya banyak fasilitas pemerintah yang dapat digunakan untuk menunjang pendidikan tanpa membebani ekonomi keluarga, asalkan aktif mencari informasi. Bidik Misi, misalnya. Dengan bantuan pendidikan oleh pemerintah untuk siswa yang tidak mampu dan berprestasi, ia mampu berkuliah di UGM tanpa biaya pendidikan, bahkan mendapat uang saku tiap bulannya. “Terimakasih, Bidik Misi”.

Selanjutnya sesi tanya jawab yang sangat antusias diikuti para siswa. Terdapat 5 pertanyaan siswa yang dicba dijawab oleh tim:
  1. Bagaimana cara meyakinkan orangtua untuk melanjutkan sekolah?
  2. Bagaimana cara mengatasi perbedaan pendapat dengan orangtua?
  3. Bagaimana mengatasi keadaan gagal dalam meraih salah satu mimpi kita? Apakah harus bersikukuh dengan mimpi kita sebelumnya, atau dengan pindah haluan ke mimpi yang lain?
  4. Bagaimana cara menghindari dampak buruk dari gaya pergaulan yang saat ini penuh dengan “gengsi”?
  5. Metode belajar seperti apa yang digunakan untuk meraih mimpi saat di bangku sekolah?


Karena keterbatasan waktu yang sudah mencapai pukul 12:00, sesi tanya jawab segera ditutup.

Secara keseluruhan, antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan ini sangat tinggi. Melihat dari mimpi-mimpi siswa yang ditulis begitu besar, kekhawatiran tentang rendahnya tingkat kelanjutan pendidikan hilang. Kami optimis, dengan kegiatan ini akan menaikkan angka kelanjutan pendidikan SMP 1 Sapuran yang semula 88% menjadi lebih tinggi.



Dalam kegiatan ini, terdapat yel yang telah dirancang sekolah, yaitu:
“Lulus Berprestasi, SIAP!! Lanjutkan ke Sekolah yang Lebih Tinggi, YESSS!!!”
Terlihat semangat tinggi dari para siswa dan terpancar aura harapan-harapan besar siswa dalam melanjutkan pendidikan dan mengukir prestasi menuju pribadi yang sukses di masa depan. Melihat hasil kegiatan yang baik ini, perlu kiranya dilanjutkan program Wonosobo Sekolah ini ke sekolah-sekolah yang belum terjamah. Semangat menebar inspirasi! Semangat membangun bangsa!

-Laeli Muntafiah-


Senin, 02 Februari 2015

Publikasi di Koran

Berikut dokumentasi pemberitaan di media masa yang terkait dengan kegiatan Wonosobo Sekolah. media masa yang memuat antara lain Wonosobo Ekspres, Suara Merdeka dan Kedaulatan Rakyat 






SMP PGRI Wonosobo Berharap Siswanya Melanjutkan Semua



Wonosobo, 13 Januari 2015

Kegiatan Sobolah di SMP PGRI Wonosobo dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB. Sobolah dilaksanakan di aula SMP PGRI Wonosobo, dengan jumlah siswa kelas IX sebanyak 32 siswa dari 2 kelas yaitu IX A dan IX B. Menurut pernyataan kepala sekolah SMP PGRI Wonosobo, Bapak Mukhlas, siswa SMP PGRI belum banyak yang menyadari akan pentingnya sekolah hingga SLTA.

Pada tahun 2014, siswa yang melanjutkan ke tingkat SLTA baru 50% dari total jumlah siswa, namun sudah bisa lulus 100%. Beliau berharap dengan adanya kegiatan Sobolah, maka minat siswa untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SLTA akan lebih tinggi, karena Sobolah mendatangkan pemateri yang sudah dapat meraih jenjang pendidikan yang tinggi, sehingga para siswa dapat termotivasi dan mendapat gambaran pentingnya sekolah ke tingkat SLTA.

Materi yang kami sampaikan sudah sesuai dengan TOR yang telah dibuat oleh panitia, yaitu meliputi kisah hidup pemateri, fakta mengenai Angka Partisipasi Sekolah usia 16-18 tahun di Kabupaten Wonosobo, kiat-kiat sukses belajar, latar belakang rendahnya APS usia 16-18 tahun, arti penting sekolah, serta kampagye anti rokok, miras, narkoba, dan seks bebas. Pemateri memberikan tambahan materi mengenai beasiswa Bidik Misi kepada siswa, dengan tujuan mereka mengetahui informasi mengenai Bidik Misi lebih awal, sehingga ketika mereka sudah berada di bangku SLTA akan lebih bisa mempersiapkan diri dengan nilai-nilai yang bagus agar mendapatkan beasiswa Bidik Misi.

Menurut pernyataan sebagian besar siswa, kendala mereka untuk melanjutkan ke jenjang SLTA adalah karena faktor ekonomi dan kemampuan akademis yang tidak mumpuni menurut mereka. Menurut para guru, sebagian besar siswa SMP PGRI masih memiliki semangat belajar yang rendah, dan beberapa siswa merupakan siswa pindahan dari SMP lain yang dikeluarkan karena suatu pelanggaran. Para guru sepakat bahwa untuk mendidik siswa-siswa seperti mereka membutuhkan kesabaran dan keuletan yang tinggi. Untuk menangapi kendala yang diungkapkan oleh para siswa, maka pemateri mengemkakan mengenai Dana BOS dan beasiswa siswa miskin (BSM) dan menunjukkan jumlah SLTA negeri maupun swasta di Kabupaten Wonosobo.


Dengan demikian diharapkan siswa menjadi tidak ragu untuk melanjutkan sekolah ke SLTA, karena permasalahan ekonomi sudah dapat teratasi dengan dana BOS dan BSM serta tidak perlu khawatir untuk kemampuan akademik yang kurang, karena sebanyak 37 SLTA di Kabupaten Wonosobo siap menampung mereka. Dalam kegiatan Sobolah di SMP PGRI Wonosobo, siswa yang aktif dalam forum sebanyak kurang lebih 20%.  Demikian laporan kegiatan Sobolah SMP PGRI Wonosobo, semoga apa yang kami sampaikan dapat membantu Wonosobo mencetak generasi muda yang berkualitas.

*) Laras Ragil Kuncoro Putri (UI) dan Inung Djuwari (Alumni Undip) 

Minggu, 01 Februari 2015

Semangat Tinggi Meneruskan Sekolah Para Siswa SMP Kristen 1 Wonosobo


Tanggal : 31 Januari 2015 
Pemateri :       dr. M. Riyanto, M.Kes
                           Retno Eko S.N, S.Sos, M.M
                           Ch Santi Setyaningrum


Kegiatan Wonosobo Sekolah di SMP Kristen 1 Wonosobo diikuti oleh  40 siswa yang terdiri dari 22 siswa kelas 7, 6 siswa kelas 8, dan 12 siswa kelas 9. Ini merupakan jumlah total yang ada di SMP Kristen 1 Wonosobo dan mengingat jumlahnya yang sedikit, kepala sekolah SMP Kristen 1 Wonosobo mengikutkan semua siswa dengan harapan siswa kelas 7 dan kelas 8 juga mempunyai semangat untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. 

Siswa di SMP Kristen 1 Wonosobo ternyata memiliki semangat yang tinggi untuk meneruskan semangat ke jenjang yang lebih tinggi, terbukti dari antusias mereka dalam mengikuti sosialisasi. Mereka memberikan tanggapan positif tentang materi yang disampaikan oleh pembicara. Materi yang diberikan merupakan sharing pengalaman dan motivasi untuk belajar dari pemateri. Siswa SMP Kristen 1 Wonosobo sebenernya sudah mempunyai semangat untuk melanjutkan sekolah, terbukti dari cita-cita mereka yang tinggi, namun mereka berfikir tentang biaya ekonomi. Kemudian dr. Riyanto menceritakan pengalamannya yang menggunakan berbagai talenta yang ia punya agar ia dapat membantu membiayai kuliah kedokterannya yang terkenal tidak murah karena saat beliau kuliah, beliau sudah ditinggalkan oleh ayahnya. dr. Riyatno juga memberi gambaran bahwa ada tiga ketakutan selain takut akan Tuhan, yaitu ketakutan fisik, ketakutan mental, dan takut tidak mampu. Beliau menekankan kepada siswa-siswi bahwa mereka harus percaya diri dan bersyukur dengan apa yang telah mereka punya. Bu Retno juga berbagi pengalaman dan memberikan sedikit gambaran tentang STPDN, begitu juga Santi yang mahasiswa juga memberi motivasi agar anak-anak giat belajar guna mencapai cita-cita mereka.

Namun begitu tak sedikit pula siswa yang yang bersekolah hanya karena keinginan orang tua, bukan berasal dari keinginan mereka sendiri. Maka kepala sekolah SMP Kristen 1 sangat mendukung sosialisasi ini, dan menurut beliau, ini merupakan langkah tepat untuk meningkatkan kemauan siswa siswi untuk bersekolah, diharapkan untuk ke depannya bisa lebih di kembang kan juga melibatkan tidak hanya mahasiswa dari PTN juga dari PTS mungkin bisa ikut memberikan motivasi bagi anak-anak. Juga karena sebagian besar kendala anak dalam melanjutkan sekolah adalah tentang biaya, maka orang tua / wali murid juga perlu diberikan pengertian tentang pentingnya pendidikan bagi anak dan beasiswa bagi anak-anak sekolah karena jika seorang anak mempunyai semangat yang tinggi untuk melanjutkan sekolahnya akan percuma jika tidak didukung oleh orang tua.

(Ch Santi Setyaningrum)


Siswa SMP 1 Wadaslintang Bertekad Lanjutkan Sekolah



Wadaslintang, 31 Januari 2015

Tim Sobolah diterima Kepala Sekolah SMP  N 1 Wadaslintang  Drs Zaenudin, sedangkan pemberian materi di Gedung PWRI Kecamatan Wadaslintang, karena ruang pertemuan sedang dilaksanakan rehab. Acara di buka Kepala Sekolah didampingi Wakil Kepala Sekolah Eko Prihwantoro, S.Pd, dengan menjelaskan kepada anak didik maksud dan tujuan kegiatan.

Kegiatan ini diikuti 189 anak kelas IX dari 7 kelas yang ada, berdasar informasi dari Kepala Sekolah lulusan SMP 1 N wadaslintang kesemuanya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Tim Sobolah Agus Dwi Atmojo ST, MT menyampaikan arti penting pendidikan, perhatian Pemerintah terhadap pendidikan dengan berbagai fasilitasnya dan kemudahan manakala bisa mencapai jenjang sekolah yang lebih tinggi.  Sedangkan Yusuf Hariyanto berbagai pengalaman pribadi dan memberi gambaran tentang kesuksesan serta kiat untuk mencapainya, yang tentunya melalui jenjang pendidikan.


Pada sesi tanya jawab, ada 2 (dua) penanya, pertama menanyakan bagaimana cara mendisiplinkan diri dan cara menghadapi ketidaksukaan teman apabila kita berdisiplin, penanya ke dua meminta masukan bagaimana agar bisa terus menerus membangkitkan semangat manakala mengalami berbagai kegagalan. Secara umum sambutan siswa antusias terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

*) Yusuf Haryanto, S.Sos

Kisah di SMP 2 Lancar Wadaslintang



Wadaslintang 31/1 2015. 

Setelah menempuh jarak 49 Km dari arah Wonosobo, akhirnya sampai juga Tim di SMPN 2 Lancar Wadaslintang. Diterima dengan hangat oleh Kepala Sekolah Bapak Suryo Dwi, M.Pd serta ketua Komite Bapak Syukur. Sebelum memasuki ruang kelas untuk bertemu dengan siswa, sempat ngobrol tentang kelemahan pendidikan di Wadaslintang. Secara umum penghasilan masyarakat sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun jika harus mensekolahkan anaknya keluar Kecamatan maka beban ekonomi menjadi semakin berat. Dan inilah nampaknya sebagian sebab rendahnya APK SMP ke SMA.

Dan tibalah saatnya bertemu dengan 290 siswa kelas 9. Acara dibuka sekaligus sambutan Kepala Sekolah, diantaranya beliau menyampaikan setiap tahun ditemukan angka 5% anak didiknya mengalami DO ( drop out ) karena berbagai faktor. Penting kiranya memahamkan orang tua untuk menjaga setiap siswa agar menyelesaikan bangku belajar SMP hingga selesai 3 tahun. Beda lagi dengan penyampaian ketua Komite bapak Syukur, ia mengatakan bahwa godaan sekolah ternyata adalah nikah awal. Harus disadari oleh siswa bahwa nikah itu butuh persiapan mental maupun bekal materi. Maka sebaiknya tunda nikah awal dan tuntaskan belajar minimal hingga SMA.

Tibalah saatnya  Tim Relawan Wonosobo Sekolah yaitu Drs. JOKO WIDODO, MM. Setelah memperkenalkan diri sekilas ia memintapara siswa  berdiri menyanyikan lagu Desaku Yang Permai, dengan dirigen siswi Sekar. Materi pertamaperlunya siswa memanajemen waktu sehari semalam agar tidak berlalu dengan sia-sia. Sehingga waktu banyak dipergunakan untuk hal baik dan bermanfaat. Kemudian disinggung pula pentingnya menghormati dan patuh kepada orang tua agar menyayangi dan sepenuh hati mengawal terselesaikannya belajar kepada anaknya. Hal penting lagi adalah memposisikan siswa agar memiliki Ruh pembelajaran yaitu sebagai kewajiban, bernilai ibadah serta akan mengangkat derajad bagi orang yang menuntut ilmu.

Setelah sekian lama berlalu para siswa memperhatikan pemateri, tibalah di penghujung maksud yaitu tekad dan janji siswa. Pertama, siswa berjanji akan belajar dengan baik sehingga menjadi anak yang sholeh. Kedua, berjanji akan belajar sungguh-sungguh sehingga bisa lulus ujian. Ketiga, yang paling penting para siswa berjanji akan melanjutkan sekolah ke jenjang atasnya 100 %. Inilah sesungguhnya tujuan kegiatan motivasi para Wonosobo Sekolah.

Selesai pemateri, beberapa siswa nampak antusias menanyakan kepada pembicara. Risma menanyakan apakah ada dana lain selain BOS untuk membantu tarnsportasi dan saku, jika siswa ingin sekolah ke luar Kecamatan. Siti Karomah juga menanyakan bagaimana cara memberitahu orang tua tentang pentingnya mensekolahkan anaknya sampai jenjang atas.

Kedua pertanyaan itu dijawab, jika dana lain dari pemerintah tidak ada kecuali lewat BOS akan tetapi dengan usaha keras dapat diupayakan melalui dana Yakaumi maupun GN OTA ataupun penyandang dana beasiswa lainnya dengan persyaratan tertentu. Siti mendapatkan jawaban bahwa orang tua jangan digurui, disinggung dan dilemahkan. Mintalah dengan gaya bahasa lembut namun menggugah pikiran orang tua. Sehingga tidak terkesan dipaksa, disinggung ataupun dilecehkan. Akan tetapi orang tua dengan senangnya menuruti permintaan anak.

Acara berlangsung hingga pukul 12.00 WIB dengan tertib dan lancar. Setelah ditutup oleh Kepala Sekolah maka Pemateri meminta pamit untuk kembali ke Wonosobo. Semoga adik-adik SMP 2 Lancar dapat lulus ujian dan melanjutkan sekolah ke SMA/SMK. Semoga. (Kontributor/ Joko W).

Optimisme di Barat Daya Wonosobo



Sukoharjo, 31 Januari 2015

Pagi yang cerah mengiringi perjalanan saya menuju ke daerah pinggir sungai serayu, tepatnya di kecamatan Sukoharjo. Kecamatan baru yang terbentuk sekitar tahun 2001 ini merupakan pemekaran dari kecamatan Leksono dan memiliki 17 desa. Disiniah saya mendapatkan tugas untuk berbagi semangat mengenai pentingnya pendidikan. Saya bertugas di MTs Ma’arif Sukoharjo. Madrasah terletak di pinggir jalan utama di kecamatan Sukoharjo sehingga aksesnya mudah. Walaupun berada di dekat pusat kecamatan, namun di sini belum ada angkutan umum yang melayani siswa pulang pergi sekolah. sebagian siswa berangkat ke sekolah dengan cara diantar orang tuanya dan sebagian lainnya berjalan kaki sejauh 3-4 km.

Di MTs Ma’arif Sukoharjo terdapat enam kelas, dan khusus kelas tiga, tahun ini terdapat 72 siswa. Tiap tahun angka melanjutkan sekolah di madrasah ini bagus yaitu sekitar 80-90 persen.  Setelah ditelusuri, penyebab siswa tidak melanjutkan sekolah antara lain karena ingin melanjutkan ke pesantren saja dan yang lainnya karena faktor ekonomi.

Sambutan pihak sekolah dalam kegiatan ini sangat luar biasa. Pihak sekolah bahkan sampai membuat spanduk selamat datang di atas gerbang madrasah dan juga membuatkan backdrop di aula yang digunakan untuk sharing motivasi. Disini saya ditemani oleh Yuni Arianingsih, S.STP alumni IPDN yang sekarang bekerja sebagai ajudan wakil bupati. Ketika acara sharing motivasi berlangsung, antusiasme siswa sangat tinggi. Siswa menyimak dengan seksama apa yang saya dan rekan saya sampaikan.

Di sela sharing saya berinisiatif mengajukan pertanyaan kepada siswa “siapa yang tidak akan melanjutkan sekolah?”.  Ada salah satu siswi yang mengangkat tangan, namanya Triyaseh. Triyaseh  merasa pesimis karena kondisi ekonomi orang tuanya. Ayahnya sudah meninggal dan Ibunya di rumah sering sakit. Siswi ini tidak tahu kalau di SMA ada beasiswa bagi siswa yang tidak mampu. Setelah saya beri tahu mengenai adanya beasiswa seperti BOS, BSM dan sekarang ada kartu Indonesia pintar, seketika optimisme muncul di wajah Triyaseh.

Dari kejadian tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat siswa yang belum paham mengenai bantuan studi bagi siswa yang kurang mampu. Oleh karena itu kedepan perlu sosialisasi yang lebih dari berbagai pihak mengenai informasi beasiswa tersebut. Selain itu di daerah Sukoharjo perlu juga adanya angkutan umum baik yang melayani antar desa maupun antar kecamatan dengan kabupaten, sehingga akses menuju sekolahan menjadi lebih mudah.     


Kedepan kegiatan sharing motivasi ini sangat perlu dilanjutkan. Selain untuk memberi semangat kepada siswa untuk terus belajar dan melanjutkan sekolah, kita juga dapat mengetahui secara langsung permasalahan apa saja yang terjadi di sekolahan dan langsung memberikan saran kepada siswa maupun pihak sekolah. Adanya sharing pengalaman hidup juga memberi gambaran kepada siswa bahwa siapapun bisa meraih mimpi asalkan bersungguh-sungguh dalam meraih mimpi tersebut.  

*)Najmu Tsaqib Akhda

Kamis, 29 Januari 2015

Materi Wonosobo Sekolah

Berikut ini beberapa data dan file sebagai bahan bagi para Motivator Wonosobo Sekolah. Apabila membutuhkan penjelasan lebih lanjut bisa menghubungi nomor 085643807781 (Najmu).

Materi Wonosobo Sekolah dapat diunduh di sini.

Sedangkan untuk format laporan kegiatan dapat diunduh di sini.
Setiap tim membuat satu buah laporan dan dikirim ke alamat email wonosobosekolah@gmail.com

Selasa, 20 Januari 2015

Jadwal Wonosobo Sekolah

Jadwal berikut sudah direvisi bersama dengan Kagama, Forka dan Dinas Pendidikan Wonosobo.  Pelaksanaan serentak hari Sabtu, tanggal 31 Januari 2015. Kegiatan dilaksanakan pukul 08.00 - 11.00 WIB. Apabila membutuhkan penjelasan lebih lanjut bisa menghubungi nomor 085643807781 (Najmu).

Berikut link jadwal "Wonosobo Sekolah"
Klik Disini

Rabu, 07 Januari 2015

TOR GERAKAN WONOSOBO SEKOLAH

Bagi sebuah bangsa di negara berkembang, pendidikan menjadi salah satu pilar penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas pendidikan di suatu negara berbanding lurus dengan kualitas masyarakatnya. Semakin baik pendidikannya, semakin berkualitas pula masyarakat. Tak berlebihan kiranya jika pendidikan ibarat katalisator yang mempercepat proses memajukan kehidupan bangsa. Oleh karena itu sudah selayaknya pendidikan mendapat perhatian utama di suatu negara.

Di negara Indonesia, pendidikan telah menjadi isu utama bahkan sejak pertama kali republik ini didirikan, seperti yang tercantum dalam UUD Dasar 1945, yang sebagiannya berbunyi "mencerdaskan kehidupan bangsa."

Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menuju cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan formal. Melalui pendidikan formal yang diselenggarakan pemerintah, setiap penduduk Indonesia diharapkan akan mampu menjadi individu-individu yang cerdas, berkualitas, dan mampu bersaing dengan tantangan global. Maka adalah kewajiban bagi seluruh elemen masyarakat untuk turut serta berkontribusi, sekecil apapun bentuknya, pada dunia pendidikan di Indonesia demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang cerdas.

Namun, jika melihat pada realitas yang ada, akses pendidikan tampaknya belum dapat dinikmati secara merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Di satu sisi anak-anak di daerah perkotaan dapat dengan mudah mengakses sekolah-sekolah mereka, tetapi di sisi yang lain di daerah pelosok tertentu anak-anak sekolah perlu menempuh jalan yang terjal untuk sampai di sekolah.

Salah satu daerah yang tingkat pendidikannya masih perlu dikembangkan adalah kabupaten Wonosobo. Dalam laporan statistik tahunan Kabupaten Wonosobo, jumlah anak-anak usia sekolah, terutama usia sekolah menengah pertama, yang melanjutkan pendidikan formal masih rendah. Menurut data susenas (2013), tahun 2013 Angka Partisipasi Sekolah di usia 16-18 tahun hanya 37,42%. Oleh karena itu, perlu adanya kepedulian bersama supaya pendidikan di Wonosobo lebih maju.

Untuk mewujudkan cita-cita ini, kami mengundang baik para mahasiswa maupun alumni dari universitas manapun di Indonesia yang menjadi bagian dari masyarakat Wonosobo, untuk bergabung bersama dan berbagi pengalaman serta motivasi tentang pentingnya pendidikan di Wonosobo. Tujuan utama program ini adalah menanamkan kesadaran pentingnya pendidikan bagi generasi muda, khususnya di Wonosobo, sehingga mereka dapat menjadi generasi yang lebih baik dari generasi-generasi sebelumnya.

Beberapa pihak yang mendukung kegiatan ini antara lain pemda Wonosobo melalui dinas pendidikan, Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Wonosobo, Forum Keluarga Alumni (Forka) APDN-IIP-STPDN-IPDN Wonosobo serta mahasiswa Wonosobo yang kuliah di luar Wonosobo. Bentuk kegiatan tersebut adalah dengan terjun langsung ke sekolah-sekolah khsususnya SMP di seluruh Wonosobo.

Adapun materi yang disampaikan di sekolah-sekolah antara lain:
  1. Kisah hidup dari awal sekolah sampai sekarang, mulai dari diri sendiri keluarga dan lingkungan sekitar. Hal yang diceritakan berkaitan dengan kondisi ekonomi, sarana prasarana dan faktor-faktor yang menyebabkan narasumber bisa seperti sekarang.
  2. Penjelasan mengenai pentingnya pendidikan. Dalam hal ini lebih spesifik pada pentingnya melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
  3. Penjelasan mengenai kemudahan yang akan diperoleh di jenjang SMA seperti syarat, beasiswa, fasilitas, dll.
  4. Menganalisis latar belakang mengapa banyak siswa kelas 3 SMP yang tidak akan melanjutkan sekolah dan memberikan saran dan motivasi atas permasalahan terebut.

Setelah menyelesaikan kegiatan di sekolah, diharapkan salah satu dari nara sumber  mendokumentasikan kegiatan tersebut yang berupa foto dan catatan singkat. Catatan singkat ini meliputi jalannya kegiatan, serta permasalahan yang terjadi di sekolahan tersebut. Selanjutnya dokumentasi tersebut dapat dikirim via email wonosobosekolah@gmail.com atau diupload di Facebook “Wonosobo Sekolah”. Untuk mempermudah koordinasi bisa follow twitter @wonosobosekolah atau HP di 085643807781 (Najmu).