Minggu, 08 Maret 2015

Kegiatan Wonosobo Sekolah di SMP 2 Kaliwiro


Tim Wonosobo Sekolah kembali mengadakan acara sosialisasi pentingnya pendidikan yang tinggi bagi siswa siswi SMP. Kali ini tim yang beranggotakan Ir. Agus Subagyo, M.Si (Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan) sebagai koordinator, Dwi Saraswati, S. STP, M. Si (Alumni IPDN), Lutfi Lenyanti, S. Si, M. Sc (Alumni UGM) dan Unik Dian Cahyawati (Unnes) mengadakan sosialisasi tersebut di SMP 2 Kaliwiro.

Acara yang dimulai sekitar pukul 09.30 itu diawali oleh sambutan Kepala Sekolah SMP 2 Kaliwiro, selanjutnya diisi dengan materi pengalaman serta motivasi dari Ir. Agus Subagyo, M.Si. Para siswa kelas IX terlihat antusias ketika mendengar motivasi dari Bapak Agus, terutama karena penyampaian materi dilakukan secara akrab pada para siswa, pembicara tidak segan untuk merangkul siswa maupun bertanya tentang pengalaman mereka.



Sesi kedua diisi oleh Ibu Saras dan Ibu Lutfi, materi yang diberikan adalah mengenai motivasi belajar. Di sela-sela acara, pembicara juga mengajak para siswa untuk berkenalan maupun berbagi pengalaman di depan teman-temannya. Peserta yang berani maju tersebut mendapat hadiah sebagai penyemangat agar peserta lain juga berani untuk mengungkapkan pendapatnya.

Para siswa diajak untuk melihat video motivasi, selain itu pembicara mengadakan permainan kecil di mana mereka diharuskan untuk berbagi pengalaman menarik maupun cita-cita dengan teman sebelahnya. Setelah bercerita dengan teman sebelahnya, beberapa siswa maju untuk berbagi dengan seluruh peserta. Ada siswa perempuan yang menceritakan cita-cita dan pengalamnnya ketika harus berjuang agar tetap berprestasi meskipun keluarganya mengalami berbagai keterbatasan hingga meneteskan air mata, siswa-siswa lain juga ikut menangis ketika mendengar cerita dari temannya itu.


Sesi terakhir adalah materi cara belajar efektif yang disampaikan oleh Unik Dian. Ada cara-cara belajar yang bisa diterapkan oleh para siswa terutama untuk siswa kelas IX yang sebentar lagi akan mengahadapi Ujian Nasional. Siswa dikenalkan perbedaan antara “study hard” dan “study smart”, waktu-waktu yang efektif untuk belajar, dan bagaimana agar belajar terasa mudah dan menyenangkan.

Namun sangat disayangkan, kebanyakan peserta yang aktif dan fokus mengikuti acara adalah siswa perempuan, sedangkan siswa laki-laki yang duduk di bangku belakang terlihat tidak fokus karena mengobrol dengan teman. Meskipun begitu, siswa laki-laki yang mengikuti kegiatan dengan aktif juga masih banyak. Mungkin di lain waktu baik tempat duduk maupun ruangan bisa diatur agar semua peserta bisa fokus dalam mengikuti acara.

Kegiatan di SMP 2 Kaliwiro ini berakhir pada pukul 12.00 setelah sesi tanya jawab berakhir. Meskipun tidak banyak siswa yang mengajukan pertanyaan, namun beberapa siswa yang bertanya terlihat sudah cukup mewakili pertanyaan teman-temannya.
(Unik Dian Cahyawati)


Senin, 02 Maret 2015

Motivasi Sekolah di SMP Muhammadiyah 6 Tieng Kejajar


Tieng Kejajar, Sabtu, 28/2/15
Pagi itu cuacanya cukup cerah dan suasana ceria terlihat di Wilayah Dieng dan sekitarnya. Sekitar pukul 09.00 WIB Tim Wonosobo sekolah sampai di SMP Muhammadiyah 6 Tieng Kejajar. Tim dipimpin oleh Supriyadi, Camat Kejajar dengan didampingi anggota yaitu Sekretaris Kecamatan Sukoharjo, Joko Widodo serta Mahasiswa UIN Yogyakarta, Fajar yang nota bene asli warga Serangsari, Kejajar.

Tim diterima dengan hangat oleh Kepala Sekolah, Zaid. Dalam awal sambutannya didepan dewan guru dan 249 murid kelas 7, 8 dan 9 ia menyampaikan bahwa, murid-murid SMP Muhammadiyah berasal dari wilayah Kecamatan Kejajar. Ia juga mengucapkan terima kasih atas kepedulian lebih untuk membantu meningkatkan pendidikan terutama di lingkungan sekolahnya. Untuk siswa kelas 9 sebentar lagi akan menyelesaikan kegiatan belajar-mengajar dan berharap semua dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, walaupun dengan berbagai kendala yang ada terutama beban berat orang tua untuk memberikan saku harian kepada anaknya yang sekolah.



Camat Kejajar, Supriyadi mengaku senang sebagai Tim Volunteer atau Relawan diluar Tupoksi sebagai motivator kepada para siswa agar melanjutkan sekolah ke tingkat SMA atau SMK. Lebih lanjut ia mengakui bahwa minat melanjutkan sekolah dari SMP ke SMA tingkat Kabupaten Wonosobo baru mencapai 54 %. Atas keprihatianan ini ia mengajak agar semangat melanjutkan sekolah, serta mengharapkan untuk menunda usia perkawinan minimal setelah SMA. Karena banyak kasus yang terjadi pada usia pernikahan dini, karena belum dipersiapan dengan baik dan matang.



Lain lagi Mahasiswa UIN Yogyakarta, fajar. Walaupun ia pada hari tersebut masuk kuliah, namun demi rasa cintanya kepada adik-adik pelajar sesama warga Kecamatan Kejajar ia rela ijin untuk ikut memberikan motivasi. Kesempatan itu ia ungkapkan setiap saat bahwa ia memiliki sejarah berat untuk bisa melanjutkan sekolah sampai bangku kuliah. Mulai dari lemahnya semangat dan dorongan orang tua terutama beban biaya hidup di universitas. Namun dengan semangat yang tinggi dan atas pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, ia dapatkan kemudahan untuk melaluinya dengan dorongan cita-cita dan mimpi yang ia sandarkan. Pesan yang amat kuat ia sampaikan agar sebagai pelajar memegang teguh kejujuran dalam sikap termasuk tidak mau mencontek dalam keadaan apapun. Dan sikap inilah yang mengantarkan banyak keberhasilan hingga ia meraihnya saat ini.

Terakhir dari ujung hulu sungai serayu, Sekretaris Kecamatan Sukoharjo, Joko Widodo. Ia menyampaikan kepada para pelajar, harus mempunyai ruh pembelajaran bahwa belajar itu merupakan kewajiban dan mendapatkan pahala. Keberhasilan belajar ditentukan oleh 3 faktor eksternal yaitu  negara, orang tua dan masyarakat. Selain faktor internal yakni diri sendiri harus didorong dengan kuat untuk mencapai kemajuan. Selain itu diberikan strategi belajar dengan efektif ialah manajemen waktu dengan baik, belajar laksana mata pisau. Semakin sering diasah maka akan tajam dan bukan dengan sistem kebut semalam. 

Dan tidak kalah penting adalah kepatuhan kepada orang tua sebagai bekal langkah mendapatkan kesuksesan di jenjang berikutnya. Alhasil kesemuanya usaha hanya berharap dan pasrah kepada Allah SWT, Zat yang maha mengatur. Untuk menutup sesi tersebut ia mengajak merenung bahwa beratnya godaan dan gangguan untuk belajar sebanding dengan kemuliaan yang akan didapatkan. Darii 41 siswa kelas 9 mereka semua berjanji dan bertekad untuk melanjutkan sekolah ke SMA / MA / SMK.

Semoga berhasil dan sukses. Amin. ( Kontributor / Joko W ).

Sabtu, 28 Februari 2015

Semangat Menggapai Mimpi Siswa SMP Kristen Bendungan


Selomerto, 28 Februari 2015


Di penghujung bulan Februari ini, Tim Wonosobo Sekolah kembali mendatangi sekolah-sekolah untuk bertemu siswa-siswi kelas IX (sembilan) yang sebentar lagi mengikuti Ujian Nasional dan merampungkan studinya di jenjang SLTP. Dari 23 (dua puluh tiga) sekolah yang didatangi, salah satunya adalah ke SMP Kristen Bendungan Selomerto. Berjarak kira-kira empat puluh lima menit dari kota Wonosobo melewati jalan Selomerto – Semayu, tim Sobolah yang terdiri dari tiga orang yaitu Puji Sulistyadi, S.Pd, S.Kom, M.M. (Dinas Dikpora Kabupaten Wonosobo) , Turniasih S.Sos (Humas Setda Wonosobo) , dan Wening Tyas Suminar (UNY) disambut dengan hangat oleh Suwardi, S.Pd Kepala Sekolah SMP Kristen Bendungan Selomerto dan para pengajar lainnya.
Acara dimulai pukul 10.00 WIB di ruang laboratorium IPA SMP Kristen Bendungan Selomerto diikuti oleh 25 (dua puluh lima) siswa dari kelas IX (sembilan) dengan sambutan dari Kepala Sekolah tentang penjelasan maksud dan kedatangan Tim Sobolah ke sekolah mereka. Untuk tahun kemarin, dari satu kelas, hanya ada 3 siswa yang belum bisa melanjutkan ke jenjang SLTA.

Puji Sulistyadi, S.Pd, S.Kom, MM  dari Tim Sobolah memulai dengan bercerita bagaimana perjuangan dan semangat beliau ingin belajar hingga sekolah lebih dari satu sekolah. Dan juga memberikan motivasi kepada siswa bahwa jika hanya terkendala masalah biaya maka itu bukan masalah. Karena sekarang sudah ada BOS, BSM, dan beasiswa siswa berprestasi.
Dilanjutkan oleh Turniasih, S.Sos yang juga menyampaikan perjuangannya sebagai seorang “anak desa” yang sekarang bisa menggapai cita-citanya. Beliau bercerita bagaimana perjuangannya bersekolah dari rumah dan sekolah dengan jarak yang jauh, dan semangatnya yang menggebu ingin sekolah walaupun kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan, namun dengan orang tua yang mendukung dan mensupport penuh, akhirnya beliau bisa melanjutkan sekolah impian.
Selain bercerita tentang perjalanan hidupnya, Asih juga memberikan motivasi berupa cerita-cerita menginspirasi sehingga anak-anak semakin tergerak dan antusias. Disampaikan pula, bahwa selain berusaha yaitu belajar dengan maksimal, kita harus taat kepada orang tua dan Tuhan.
Asih sedang memberikan motivasi

 “ Patuh dan terbuka terhadap orang tua, mendekatkan diri kepada Tuhan adalah salah satu cara agar kita bisa berhasil dan sukses. Jauhi rokok, miras, pergaulan bebas, pernikahan dini apalagi narkoba. Itu tandanya siswa yang cerdas”, tandasnya.
Suasana semakin hidup ketika tim Sobolah Wening Tyas Suminar memberikan sebuah yel-yel sebagai penyemangat mereka. “Tepuk sukses” berhasil membuat para siswa meneriakkan kata-kata kunci seperti : Belajar, Pintar, Lulus, Sekolah Tinggi, Cita-cita, dan Sukses dengan lantang. Setelah itu, mereka juga diminta untuk menuliskan mimpi di selembar kertas yang kemudian dibacakan Wening dan diamini oleh seluruh peserta. Ada yang bercita-cita sebagai dokter, penulis, perawat, tentara, dan polisi. Bahkan, ada seorang murid bernama Ayu Panca yang mempunyai kekurangan fisik di bagian tangan,  ingin menjadi pelukis karena dia ingin membuktikan bahwa dia pasti bisa. Selanjutnya, kertas mimpi diberikan kepada Kepala Sekolah yang akan ditempel di dinding kelas agar mereka selalu ingat dan termotivasi untuk mengejar mimpinya.
Anak-anak menulis mimpi di kertas mimpi

Acara selanjutnya adalah sesi tanya jawab yang ditujukan kepada para motivator. Pertanyaan bersifat teknis seperti bagaimana jika ingin menjadi dokter, harus mengambil sekolah apa saja. Persyaratan yang dibutuhkan untuk masuk SMA/SMK, masa waktu sekolah keperawatan dan kepolisian, perbedaan SMA dan SMK,peluang kerja jika sekolah di SMA dan SMK, dimana saja sekolah perkapalan, apa saja pelajaran yang ada di SMA/SMK, konsep sekolah akselerasi dan hingga pertanyaan bagaimana meyakinkan diri sendiri dan orangtua jika ingin melanjutkan sekolah.
Setelah semua pertanyaan terjawab tuntas, acara diakhiri pukul 12.30 WIB dengan memberikan kesimpulan oleh Kepala Sekolah. Beliau menegaskan bahwa tidak boleh ada alasan apapun untuk tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SLTA dan sekolah siap memberikan informasi terbuka apapun jika masih ada yang bingung tentang kelanjutan sekolah. Sebelum acara ditutup, semua peserta, tim Sobolah dan Kepala Sekolah bersama-sama melakukan “Tepuk Sukses” dan berfoto bersama.
Sukses!


(Wening Tyas Suminar)




Sabtu, 14 Februari 2015

Semangat SMP 3 Negeri Leksono untuk Berani Bermimpi Besar



Disambut udara dingin pagi hari khas Wonosobo, tim #sobolah tiba di SMP N 3 Leksono pukul 08.30 WIB. Tim #sobolah SMP 3 N Leksono terdiri dari Bapak Budi Pranoto, S.Sos adalah perwakilan dari pemerintah Kecamatan Selomerto,  perwakilan KAGAMA, Ibu drg.Sutjiati yang merupakan seorang dokter gigi di puskesmas kecamatan Leksono, dan ada juga perwakilan dari Mahasiswa UGM. Antusiasme untuk acara #sobolah terlihat dari siswa siswi yang sudah menempatkan diri pada ruang tempat acara berlangsung sejak pukul 08.00, meskipun acara baru dimulai pada pukul 09.00.

Bapak Supriyadi, selaku wakil dari kepala sekolah, membuka acara Wonosobo Sekolah pagi itu dengan memberikan sambutan serta memaparkan fenomena masih tingginya siswa SMP di Wonosono yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA/SMK.
Pada sesi pertama, diisi oleh Kunti Robi’atul Mahmudah, mahasiswi pascasarjana Matematika UGM. Dalam sesi ini, ia berbagi pengalaman dan semangat bagaimana ia dapat melanjutkan pendidikan hingga tingkat S2 dengan beasiswa. Diawali dengan mimpinya saat masih duduk di bangku SMA, bahwa suatu saat ia akan melanjutkan pendidikan ke tingkat S2 kemudian menjadi seorang Dosen/ peneliti, serta beberapa kendala seperti masalah ekonomi saat akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, hingga akhirnya dapat lulus dari jenjang sarjana dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pascasarjana. 

Menurutnya, salah satu cara untuk mencapai kesuksesan adalah tentang bagaimana kita ‘memandang’ diri kita. Jika kita memandang diri kita sebagai orang yang cukup dengan prestasi biasa-biasa saja maka itulah diri kita. Jika kita memandang diri kita sebagai orang yang tidak memiliki kelebihan, maka itu pulalah diri kita. Akan tetapi jika kita memandang diri kita sebagai pribadi yang unik, penuh prestasi, dan memiliki mimpi-mimpi besar, maka seperti itulah diri kita. Siapa pun diri kita saat ini, itu tidak terlalu penting. Yang penting adalah siapa diri kita 1 tahun, 5 tahun, atau 10 tahun yang akan datang. Hiduplah dengan ‘mimpi’ yang besar, bangunlah dan mulai menyusun langkah-langkah. Yakinlah bahwa kita dapat meraih mimpi kita itu, meskipun saat ini terlihat mustahil. Ia berusaha menularkan keyakinan pada siswa siswi untuk tidak takut bermimpi besar. Mereka harus yakin pada mimpi itu, bahwa ia akan menjadi nyata suatu saat nanti, dengan kerja keras, doa, perencanaan yang baik, dan action.

Sesi selanjutnya diisi oleh bapak Budi Pranoto, beliau menyampaikan materi tentang manajemen waktu agar dapat mencapai kesuksesan, merubah mental agar tetap survive di era globalisasi, yaitu kita harus menghindari mental jelek seperti mental kuli, sok pegawai, guru galak, dan koruptor, dan menggantinya dengan mental pemenang yaitu tidak malas, disiplin, dan dapat survive dalam berbagai keadaan. Beliau juga memaparkan materi tentang self-management, yaitu bagaimana kita harus mengendalikan diri sendiri agar mampu melewati segala pengaruh buruk dari lingkungan dan membawa diri sampai pada kesuksesan yaitu sebagai berikut: 


  • Tentukan tujuan dan menentukan perilaku yang akan diubah. 
  • Mulailah memonitor prilaku diri anda sendiri . 
  • Merancang kontinjensi yang akan bersaing dengan kontinjensi alam. 
  • Go public dengan komitmen Anda untuk mengubah perilaku Anda. 
  • Dapatkan mitra manajemen diri. 
  • Terus mengevaliasi program manajemen anda dan mendesain ulang seperlunya. 


Selain itu, beliau juga berpesan kepada para siswa agar dapat memanfaatkan teknologi seperti internet dengan benar. Hal tersebut berdasarkan keprihatinan beliau karena banyak anak muda saat ini yang salah dalam menggunakan internet seperti membuka situs pernografi, kurang hati-hati dalam menggunakan social media sehingga banyak kasus penipuan atau penculikan remaja yang berawal dari social media. Sebelum beliau mengakhiri materi, beliau meminta beberapa siswa untuk maju ke depan dan menanyakan sekolah impian mereka setelah lulus SMP, dan apakah mereka sudah memiliki informasi yang cukup tentang sekolah tersebut, terkait tanggal, biaya, dan syarat-syarat yang diperlukan untuk dapat masuk ke sekolah tersebut.

Pada sesi terakhir, Ibu drg. Sutjiati menyampaikan pesan agar siswa siswi harus mampu membentengi diri dari perilaku negative yang sering menjangkiti remaja saat ini. Banyak perilaku-perilaku kurang baik dari remaja yang menjadi penghalang mereka dari keberhasilan meraih cita-cita mereka. Seperti bolos sekolah, merokok, tawuran, dan lebih parah lagi sampai menjadi pecandu narkoba.  

Sebelum acara berakhir, pemateri menampilkan beberapa profil pemuda Wonosobo yang telah sukses di luar negeri, seperti Tyovan Ari Widagdo, dan Professor Agus Pulung. Tyovan merupakan pemuda asli wonosobo yang sempat mewakili Indonesia kompetisi IT di Singapura dan mendapatkan juara 1 se-Asia, pada 2013 menjadi Country Manager pada Dolphin browser sehingga menempatkan dia menjadi Country Manager termuda di dunia sehingga sempat disebut oleh majalah terkenal Jerman sebagai “anak ajaib” dari Asia. Selain itu juga ada Prof. Agus Pulung S. yang kini menjadi Professor termuda pada Jurusan Teknik Pertambangan dan Material, McGill University, USA. McGill University merupakan salah satu perguruan tinggi ternama di Kanada yang menduduki peringkat ke-21 dalam daftar perguruan tinggi terbaik dunia. 

Siswa-siswi sangat antusias dan kagum, bahwa ternyata pemuda Wonosobo mampu meraih prestasi yang sangat membanggakan, bukan hanya di tingkat Wonosobo atau provinsi, bahkan sampai ke tingkat internasional. Profil kedua pemuda tersebut diharapkan dapat membangkitkan semangat para siswa untuk meneladani pemuda-pemuda tersebut dalam hal kegigihan dan semangat, terus belajar, dan percaya bahwa tidak ada yang mustahil, selama kita berdoa dan bekerja keras untuk meraih mimpi kita.

Siswa-siswi bertekad untuk terus melanjutkan sekolah dan menggapai mimpi mereka suatu hari nanti. Dan acara pun diakhiri dengan kesepakatan bahwa mereka akan menuliskan mimpi-mimpi mereka pada selembar kertas dan menempelkannya pada tempat yang selalu dapat mereka lihat agar mereka selalu ingat akan mimpinya, serta menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapainya yang selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh guru Bimbingan Kounseling.

“Jadi, apakah kalian siap untuk menjadi pemuda Wonosobo yang sukses?” 
“SIAAPPP!!” jawab siswa siswi dengan penuh semangat. 

*Kunti Robi'atul Mahmudah

Senin, 09 Februari 2015

Siswa SMP 3 Kaliwiro Antusias Menyambut Sobolah


Kaliwiro, 31 Januari 2015

Kegiatan Wonosobo Sekolah yang digawangi oleh alumni Universitas Gadjah Mada dan alumni IPDN salah satunya diadakan di SMP 3 Kaliwiro. Pembicara di SMP 3 Kaliwiro adalah Dwi Saraswati (alumni IPDN), Eko (alumni IPDN), dan Unik Dian (mahasiswa Unnes). Karena pembicara tiba di SMP 3 Kaliwiro pukul 08.30, acara bisa dimulai pukul 09.00 sesuai seperti rencana awal. Sebelum acara dimulai, ketiga pembicara berbincang-bincang dengan kepala sekolah dan beberapa guru.

Selanjutnya, karena persiapan yang kurang, ketiga pembicara melakukan koordinasi di ruangan yang di dalamnya sudah terdapat siswa siswi kelas 9. Acara diadakan di sebuah ruangan yang terlihat seperti bekas laboratorium namun diubah menjadi aula kecil. Karena tempatnya yang kurang luas, para peserta yang terdiri kurang lebih sembilan puluh siswa duduk lesehan di atas karpet yang tertata rapi. Beberapa guru juga mengikuti acara dengan duduk di belakang barisan bersama siswa lain.

Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMP 3 Kaliwiro, kemudian dilanjutkan dengan perkenalan oleh Dwi Saraswati, perkenalan meliputi pengenalan kegiatan dan perkenalan masing-masing pembicara. Materi pertama yang disampaikan setelah perkenalan adalah tentang cara belajar efektif yang disampaikan oleh Unik Dian, materi tersebut berisi bagaimana cara menumbuhkan semangat belajar dan cara-cara agar kegiatan belajar bisa seefektif mungkin.

Dilanjutkan dengan materi motivasi oleh Dwi Saraswati yang memotivasi siswa untuk meraih cita-cita dan penayangan video-video motivasi. Materi akhir adalah berbagi pengalaman yang disampaikan oleh Eko. Selama acara dilaksanakan, peserta terlihat antusias. Dengan banyaknya anak yang bertanya dan berani untuk berpendapat di hadapan teman-temannya, membuktikan bahwa para peserta menyambut baik acara ini.

Untuk menarik minat para peserta, ketiga pembicara juga memberikan doorprize yang diberikan sepanjang acara berupa coklat dan minuman kemasan. Sesi berbagi cerita dari Eko juga menarik perhatian karena para peserta tertarik dengan pengalaman pembicara ketika berada di luar negeri.

Di akhir acara, banyak peserta yang bertanya mengenai bagaimana cara memilih jurusan yang tepat baik ketika berada di bangku SMA maupun ketika kuliah. Banyak siswa yang ternyata belum mengerti perbedaan antara pendidikan di SMA dan SMK, banyak juga yang masih bingung mengenai sistem untuk masuk ke bangku perkuliahan seperti bagaimana caranya jika ingin menjadi polisi, pramugari, maupun bagaimana caranya untuk masuk jurusan seni tari.

Materi mengenai seluk beluk beasiswa tidak disampaikan secara rinci karena persiapan yang kurang dan keterbatasan waktu. Meski begitu, sedikit beasiswa di perkuliahan telah disampaikan oleh Unik Dian saat materi cara belajar efektif maupun ketika menjawab pertanyaan dari siswa. Di akhir acara, kepala sekolah menyampaikan simpulan dan penutup.


Acara yang tadinya direncanakan berakhir pada pukul 11.00 mundur dan berakhir pada pukul 11.30 karena banyaknya pertanyaan dari siswa yang harus dijawab. Kegiatan ini ditutup dengan acara foto bersama para siswa dan para guru. Antusias siswa masih terlihat hingga akhir kegiatan. (Unik Dian Cahyawati)

Selasa, 03 Februari 2015

Mimpi Besar Siswa SMP 1 Sapuran


Sapuran, Sabtu, 31 Januari 2015. Hari itu akan menjadi saksi akan mimpi-mimpi besar siswa  SMP 1 Sapuran yang ditulis pada secarik kertas mimpi masing-masing. Ya, bertepatan pada hari itu pula, kami, Tim Wonosobo Sekolah  bersilaturahmi ke SMP 1 Sapuran untuk berbagi semangat berpendidikan lebih tinggi dan semangat untuk menjadi orang yang sukses berprestasi. Pada kesempatan tersebut, 3 pemateri yang terdiri dari Drs. Tono Prihatono (Camat Sapuran), Fahmi Hidayat, S.I.P., M.P.P. (Pemkab Wonosobo, KAGAMA) dan Laeli Muntafiah (Mahasiswa S1 Farmasi UGM) bergantian berbagi pengalaman dan semangat kepada sejumlah  204 siswa kelas 9.

Kedatangan Tim Wonosobo Sekolah disambut dengan hangat oleh pihak sekolah, yang diwakili oleh Bapak Kepala Sekolah, Drs. Wachid Asrori dan para guru. Salah satu hal yang cukup mengena bagi tim yakni sambutan pihak sekolah dengan backdrop kegiatan yang bertuliskan “Lulus Berprestasi, Lanjutkan ke Sekolah yang Lebih Tinggi”.

Menurut informasi dari Bapak Kepala Sekolah, tingkat melanjutkan pendidikan di SMP 1 Kertek cukup tinggi, yakni mencapai 88% dari jumlah siswa kelas 9. Pukul 09:30 acara dimulai dan dibuka dengan sambutan Bapak Kepala Sekolah. Pihak sekolah menyatakan harapannya bahwa semoga dengan acara ini dapat lebih menyemangati siswa dalam belajar dan melanjutkan pendidikan.

Sesi pertama dibawakan oleh Pak Camat Sapuran, Drs. Tono Prihantono yang berbagi tentang masa sekolahnya dahulu dan tentang pergaulan anak muda zaman sekarang yang semakin mengancam moralitas bangsa Indonesia. Beliau memaparkan bahwa jangan sampai siswa dikuasai oleh teknologi dan diselimuti rasa gengsi dalam pergaulan, juga jangan sampai siswa tergiur dengan kenikmatan sesaat yang mengancam masa depannya. Selain itu juga beliau menyampaikan tentang harapan terhadap siswa untuk memiliki cita-cita yang tinggi, yang mulia. Salah satu kutipan menarik dari yang disampaikan adalah “Menjadi apa kita nanti, juga ditentukan bagaimana kita sekarang”.

Sesi kedua dilanjutkan oleh Pemkab Wonosobo, Pak Fahmi Hidayat, S.I.P., M.P.P. yang juga pernah mengenyam pendidikan di Negara Sakura. Tidak berbeda dengan Pak Camat, beliau juga menyampaikan tentang masa mudanya ketika di bangku sekolah. “Semua orang boleh bermimpi menjadi apapun. Segala profesi itu baik, tinggal disesuaikan saja dengan minat dan bakat masing-masing”. Ada 3 hal yang disampaikan Pak fahmi yang dianggap sebagai “mantera” sukses :
-          Language inspire action
-          Words create world
-          Images inspire reality

Beberapa hal tersebut kemudian diikuti dengan penjelasan tentang perlunya seseorang memiiki “Dream Board” yang mana berisi gambar-gambar yang mampu menggerakkan diri dalam berkarya dan bergerak menjadi lebih baik. Kemudian dilanjutkan dengan praktik siswa untuk menggambarkan dirinya dalam 10 tahun ke depan. Siswa Neindi menggambarkan dirinya akan menjadi ustadzah dan aktivis sosial di lingkungannya. Siswa Prima menggambarkan dirinya akan menjadi Analis Kimia. Ada pula yang menggambarkan dirinya akan menikah dengan keadaan yang sukses, yakni siswa Gilang.  

Sesi ketiga dibawakan oleh Laeli Muntafiah, Mahasiswa Farmasi UGM semester 6. Ia menyampaikan tentang perjalanan pendidikannya dengan prestasi-prestasi yang mengiringi. Disebutkan bahwa semua itu tidak terlepas kepercayaannya pada keajaiban mimpi yang selama ini diukir. Melalui kesempatan inilah ia mencoba menularkan kebiasaan baiknya untuk menuliskan mimpi di atas kertas dan ditempel di tempat yang menurut diri strategis. Melalui tulisan inilah akan selalu menyemangati hari-hari untuk meraih mimpi itu dan yang akan membangkitkan semangat ketika jatuh. Karena jika tidak dituangkan dalam tulisan, mimpi-mimpi itu akan hilang ditelan masa, selayaknya sifat lupa yang menempel pada manusia.

Ada sesi dimana siswa diminta untuk memejamkan mata dan merenungkan 5 hal besar yang ingin dicapai baik 1,5,10,dan sekian tahun ke depan untuk kemudian ditulis dalam secarik kertas mimpi. Kemudian kertas mimpi tersebut ditukarkan dengan teman sebelahnya untuk ditandatangani sebagai bukti saksi mimpinya. Terdapat 2 buku mimpi yang diberikan sebagai kenang-kenangan kepada 2 siswa yang berani menyampaikan mimpi-mimpi besarnya di hadapan semuanya yang kemudian diamini oleh semua orang di ruangan tersebut.

Selain itu juga ia menceritakan kisah sekolahnya yang mulanya agak pupus harapan untuk melanjutkan karena kendala ekonomi keluarga. Impiannya tercapai untuk melanjutkan pendidikan hingga sekarang di bangku kuliah, karena sebenarnya banyak fasilitas pemerintah yang dapat digunakan untuk menunjang pendidikan tanpa membebani ekonomi keluarga, asalkan aktif mencari informasi. Bidik Misi, misalnya. Dengan bantuan pendidikan oleh pemerintah untuk siswa yang tidak mampu dan berprestasi, ia mampu berkuliah di UGM tanpa biaya pendidikan, bahkan mendapat uang saku tiap bulannya. “Terimakasih, Bidik Misi”.

Selanjutnya sesi tanya jawab yang sangat antusias diikuti para siswa. Terdapat 5 pertanyaan siswa yang dicba dijawab oleh tim:
  1. Bagaimana cara meyakinkan orangtua untuk melanjutkan sekolah?
  2. Bagaimana cara mengatasi perbedaan pendapat dengan orangtua?
  3. Bagaimana mengatasi keadaan gagal dalam meraih salah satu mimpi kita? Apakah harus bersikukuh dengan mimpi kita sebelumnya, atau dengan pindah haluan ke mimpi yang lain?
  4. Bagaimana cara menghindari dampak buruk dari gaya pergaulan yang saat ini penuh dengan “gengsi”?
  5. Metode belajar seperti apa yang digunakan untuk meraih mimpi saat di bangku sekolah?


Karena keterbatasan waktu yang sudah mencapai pukul 12:00, sesi tanya jawab segera ditutup.

Secara keseluruhan, antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan ini sangat tinggi. Melihat dari mimpi-mimpi siswa yang ditulis begitu besar, kekhawatiran tentang rendahnya tingkat kelanjutan pendidikan hilang. Kami optimis, dengan kegiatan ini akan menaikkan angka kelanjutan pendidikan SMP 1 Sapuran yang semula 88% menjadi lebih tinggi.



Dalam kegiatan ini, terdapat yel yang telah dirancang sekolah, yaitu:
“Lulus Berprestasi, SIAP!! Lanjutkan ke Sekolah yang Lebih Tinggi, YESSS!!!”
Terlihat semangat tinggi dari para siswa dan terpancar aura harapan-harapan besar siswa dalam melanjutkan pendidikan dan mengukir prestasi menuju pribadi yang sukses di masa depan. Melihat hasil kegiatan yang baik ini, perlu kiranya dilanjutkan program Wonosobo Sekolah ini ke sekolah-sekolah yang belum terjamah. Semangat menebar inspirasi! Semangat membangun bangsa!

-Laeli Muntafiah-


Senin, 02 Februari 2015

Publikasi di Koran

Berikut dokumentasi pemberitaan di media masa yang terkait dengan kegiatan Wonosobo Sekolah. media masa yang memuat antara lain Wonosobo Ekspres, Suara Merdeka dan Kedaulatan Rakyat