Sapuran, Sabtu,
31 Januari 2015. Hari itu akan menjadi saksi akan mimpi-mimpi besar siswa SMP 1 Sapuran yang ditulis pada secarik
kertas mimpi masing-masing. Ya, bertepatan pada hari itu pula, kami, Tim
Wonosobo Sekolah bersilaturahmi ke SMP 1
Sapuran untuk berbagi semangat berpendidikan lebih tinggi dan semangat untuk
menjadi orang yang sukses berprestasi. Pada kesempatan tersebut, 3 pemateri
yang terdiri dari Drs. Tono Prihatono (Camat Sapuran), Fahmi Hidayat, S.I.P., M.P.P.
(Pemkab Wonosobo, KAGAMA) dan Laeli Muntafiah (Mahasiswa S1 Farmasi UGM)
bergantian berbagi pengalaman dan semangat kepada sejumlah 204 siswa kelas 9.
Kedatangan Tim
Wonosobo Sekolah disambut dengan hangat oleh pihak sekolah, yang diwakili oleh Bapak
Kepala Sekolah, Drs. Wachid Asrori dan para guru. Salah satu hal yang cukup
mengena bagi tim yakni sambutan pihak sekolah dengan backdrop kegiatan
yang bertuliskan “Lulus Berprestasi, Lanjutkan ke Sekolah yang Lebih Tinggi”.
Menurut informasi dari Bapak Kepala Sekolah, tingkat melanjutkan pendidikan
di SMP 1 Kertek cukup tinggi, yakni mencapai 88% dari jumlah siswa kelas 9.
Pukul 09:30 acara dimulai dan dibuka dengan sambutan Bapak Kepala Sekolah. Pihak
sekolah menyatakan harapannya bahwa semoga dengan acara ini dapat lebih
menyemangati siswa dalam belajar dan melanjutkan pendidikan.
Sesi pertama dibawakan oleh Pak Camat Sapuran,
Drs. Tono Prihantono yang berbagi tentang masa sekolahnya dahulu dan tentang
pergaulan anak muda zaman sekarang yang semakin mengancam moralitas bangsa
Indonesia. Beliau memaparkan bahwa jangan sampai siswa dikuasai oleh teknologi
dan diselimuti rasa gengsi dalam pergaulan, juga jangan sampai siswa tergiur
dengan kenikmatan sesaat yang mengancam masa depannya. Selain itu juga beliau
menyampaikan tentang harapan terhadap siswa untuk memiliki cita-cita yang
tinggi, yang mulia. Salah satu kutipan menarik dari yang disampaikan adalah
“Menjadi apa kita nanti, juga ditentukan bagaimana kita sekarang”.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Pemkab
Wonosobo, Pak Fahmi Hidayat, S.I.P., M.P.P. yang juga pernah mengenyam
pendidikan di Negara Sakura. Tidak berbeda dengan Pak Camat, beliau juga
menyampaikan tentang masa mudanya ketika di bangku sekolah. “Semua orang boleh
bermimpi menjadi apapun. Segala profesi itu baik, tinggal disesuaikan saja
dengan minat dan bakat masing-masing”. Ada 3 hal yang disampaikan Pak fahmi
yang dianggap sebagai “mantera” sukses :
-
Language
inspire action
-
Words
create world
-
Images
inspire reality
Beberapa hal tersebut kemudian diikuti
dengan penjelasan tentang perlunya seseorang memiiki “Dream Board” yang
mana berisi gambar-gambar yang mampu menggerakkan diri dalam berkarya dan
bergerak menjadi lebih baik. Kemudian dilanjutkan dengan praktik siswa untuk
menggambarkan dirinya dalam 10 tahun ke depan. Siswa Neindi menggambarkan
dirinya akan menjadi ustadzah dan aktivis sosial di lingkungannya. Siswa Prima
menggambarkan dirinya akan menjadi Analis Kimia. Ada pula yang menggambarkan
dirinya akan menikah dengan keadaan yang sukses, yakni siswa Gilang.
Sesi ketiga dibawakan oleh Laeli
Muntafiah, Mahasiswa Farmasi UGM semester 6. Ia menyampaikan tentang perjalanan
pendidikannya dengan prestasi-prestasi yang mengiringi. Disebutkan bahwa semua
itu tidak terlepas kepercayaannya pada keajaiban mimpi yang selama ini diukir. Melalui
kesempatan inilah ia mencoba menularkan kebiasaan baiknya untuk menuliskan
mimpi di atas kertas dan ditempel di tempat yang menurut diri strategis. Melalui
tulisan inilah akan selalu menyemangati hari-hari untuk meraih mimpi itu dan
yang akan membangkitkan semangat ketika jatuh. Karena jika tidak dituangkan
dalam tulisan, mimpi-mimpi itu akan hilang ditelan masa, selayaknya sifat lupa
yang menempel pada manusia.
Ada sesi dimana siswa diminta untuk
memejamkan mata dan merenungkan 5 hal besar yang ingin dicapai baik 1,5,10,dan
sekian tahun ke depan untuk kemudian ditulis dalam secarik kertas mimpi.
Kemudian kertas mimpi tersebut ditukarkan dengan teman sebelahnya untuk
ditandatangani sebagai bukti saksi mimpinya. Terdapat 2 buku mimpi yang
diberikan sebagai kenang-kenangan kepada 2 siswa yang berani menyampaikan
mimpi-mimpi besarnya di hadapan semuanya yang kemudian diamini oleh semua orang
di ruangan tersebut.
Selain itu juga ia menceritakan kisah
sekolahnya yang mulanya agak pupus harapan untuk melanjutkan karena kendala
ekonomi keluarga. Impiannya tercapai untuk melanjutkan pendidikan hingga
sekarang di bangku kuliah, karena sebenarnya banyak fasilitas pemerintah yang
dapat digunakan untuk menunjang pendidikan tanpa membebani ekonomi keluarga,
asalkan aktif mencari informasi. Bidik Misi, misalnya. Dengan bantuan
pendidikan oleh pemerintah untuk siswa yang tidak mampu dan berprestasi, ia
mampu berkuliah di UGM tanpa biaya pendidikan, bahkan mendapat uang saku tiap
bulannya. “Terimakasih, Bidik Misi”.
Selanjutnya sesi tanya jawab yang sangat
antusias diikuti para siswa. Terdapat 5 pertanyaan siswa yang dicba dijawab
oleh tim:
- Bagaimana cara meyakinkan orangtua untuk melanjutkan sekolah?
- Bagaimana cara mengatasi perbedaan pendapat dengan orangtua?
- Bagaimana mengatasi keadaan gagal dalam meraih salah satu mimpi kita? Apakah harus bersikukuh dengan mimpi kita sebelumnya, atau dengan pindah haluan ke mimpi yang lain?
- Bagaimana cara menghindari dampak buruk dari gaya pergaulan yang saat ini penuh dengan “gengsi”?
- Metode belajar seperti apa yang digunakan untuk meraih mimpi saat di bangku sekolah?
Karena keterbatasan waktu yang sudah
mencapai pukul 12:00, sesi tanya jawab segera ditutup.
Secara keseluruhan, antusiasme siswa dalam
mengikuti kegiatan ini sangat tinggi. Melihat dari mimpi-mimpi siswa yang
ditulis begitu besar, kekhawatiran tentang rendahnya tingkat kelanjutan
pendidikan hilang. Kami optimis, dengan kegiatan ini akan menaikkan angka
kelanjutan pendidikan SMP 1 Sapuran yang semula 88% menjadi lebih tinggi.
Dalam kegiatan ini, terdapat yel yang
telah dirancang sekolah, yaitu:
“Lulus
Berprestasi, SIAP!! Lanjutkan ke Sekolah yang Lebih Tinggi, YESSS!!!”
Terlihat semangat tinggi dari para siswa
dan terpancar aura harapan-harapan besar siswa dalam melanjutkan pendidikan dan
mengukir prestasi menuju pribadi yang sukses di masa depan. Melihat hasil
kegiatan yang baik ini, perlu kiranya dilanjutkan program Wonosobo Sekolah ini
ke sekolah-sekolah yang belum terjamah. Semangat menebar inspirasi! Semangat
membangun bangsa!
-Laeli Muntafiah-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar