Selomerto, 28 Februari 2015
Di penghujung bulan Februari ini, Tim Wonosobo Sekolah kembali
mendatangi sekolah-sekolah untuk bertemu siswa-siswi kelas IX (sembilan) yang
sebentar lagi mengikuti Ujian Nasional dan merampungkan studinya di jenjang
SLTP. Dari 23 (dua puluh tiga) sekolah yang didatangi, salah satunya adalah ke
SMP Kristen Bendungan Selomerto. Berjarak kira-kira empat puluh lima menit dari
kota Wonosobo melewati jalan Selomerto – Semayu, tim Sobolah yang terdiri dari
tiga orang yaitu Puji Sulistyadi, S.Pd, S.Kom, M.M. (Dinas Dikpora Kabupaten
Wonosobo) , Turniasih S.Sos (Humas Setda Wonosobo) , dan Wening Tyas Suminar (UNY) disambut dengan hangat oleh Suwardi, S.Pd Kepala Sekolah SMP Kristen
Bendungan Selomerto dan para pengajar lainnya.
Acara dimulai pukul 10.00 WIB di ruang laboratorium IPA SMP
Kristen Bendungan Selomerto diikuti oleh 25 (dua puluh lima) siswa dari kelas
IX (sembilan) dengan sambutan dari Kepala Sekolah tentang penjelasan maksud dan
kedatangan Tim Sobolah ke sekolah mereka. Untuk tahun kemarin, dari satu kelas,
hanya ada 3 siswa yang belum bisa melanjutkan ke jenjang SLTA.
Puji Sulistyadi, S.Pd, S.Kom, MM dari Tim Sobolah memulai dengan bercerita
bagaimana perjuangan dan semangat beliau ingin belajar hingga sekolah lebih
dari satu sekolah. Dan juga memberikan motivasi kepada siswa bahwa jika hanya
terkendala masalah biaya maka itu bukan masalah. Karena sekarang sudah ada BOS,
BSM, dan beasiswa siswa berprestasi.
Dilanjutkan oleh Turniasih, S.Sos yang juga menyampaikan
perjuangannya sebagai seorang “anak desa” yang sekarang bisa menggapai
cita-citanya. Beliau bercerita bagaimana perjuangannya bersekolah dari rumah
dan sekolah dengan jarak yang jauh, dan semangatnya yang menggebu ingin sekolah
walaupun kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan, namun dengan orang tua
yang mendukung dan mensupport penuh, akhirnya beliau bisa melanjutkan sekolah
impian.
Selain bercerita tentang perjalanan hidupnya, Asih juga memberikan
motivasi berupa cerita-cerita menginspirasi sehingga anak-anak semakin tergerak
dan antusias. Disampaikan pula, bahwa selain berusaha yaitu belajar dengan
maksimal, kita harus taat kepada orang tua dan Tuhan.
Asih sedang memberikan motivasi |
“ Patuh dan terbuka
terhadap orang tua, mendekatkan diri kepada Tuhan adalah salah satu cara agar
kita bisa berhasil dan sukses. Jauhi rokok, miras, pergaulan bebas, pernikahan
dini apalagi narkoba. Itu tandanya siswa yang cerdas”, tandasnya.
Suasana semakin hidup ketika tim Sobolah Wening Tyas Suminar memberikan sebuah yel-yel sebagai penyemangat mereka. “Tepuk sukses” berhasil
membuat para siswa meneriakkan kata-kata kunci seperti : Belajar, Pintar,
Lulus, Sekolah Tinggi, Cita-cita, dan Sukses dengan lantang. Setelah itu,
mereka juga diminta untuk menuliskan mimpi di selembar kertas yang kemudian
dibacakan Wening dan diamini oleh seluruh peserta. Ada yang bercita-cita
sebagai dokter, penulis, perawat, tentara, dan polisi. Bahkan, ada seorang
murid bernama Ayu Panca yang mempunyai kekurangan fisik di bagian tangan, ingin menjadi pelukis karena dia ingin
membuktikan bahwa dia pasti bisa. Selanjutnya, kertas mimpi diberikan kepada
Kepala Sekolah yang akan ditempel di dinding kelas agar mereka selalu ingat dan
termotivasi untuk mengejar mimpinya.
Anak-anak menulis mimpi di kertas mimpi |
Acara selanjutnya adalah sesi tanya jawab yang ditujukan kepada
para motivator. Pertanyaan bersifat teknis seperti bagaimana jika ingin menjadi
dokter, harus mengambil sekolah apa saja. Persyaratan yang dibutuhkan untuk
masuk SMA/SMK, masa waktu sekolah keperawatan dan kepolisian, perbedaan SMA dan
SMK,peluang kerja jika sekolah di SMA dan SMK, dimana saja sekolah perkapalan, apa
saja pelajaran yang ada di SMA/SMK, konsep sekolah akselerasi dan hingga
pertanyaan bagaimana meyakinkan diri sendiri dan orangtua jika ingin
melanjutkan sekolah.
Setelah semua pertanyaan terjawab tuntas, acara diakhiri pukul 12.30
WIB dengan memberikan kesimpulan oleh Kepala Sekolah. Beliau menegaskan bahwa
tidak boleh ada alasan apapun untuk tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang
SLTA dan sekolah siap memberikan informasi terbuka apapun jika masih ada yang
bingung tentang kelanjutan sekolah. Sebelum acara ditutup, semua peserta, tim
Sobolah dan Kepala Sekolah bersama-sama melakukan “Tepuk Sukses” dan berfoto
bersama.
Sukses! |
(Wening Tyas Suminar)